Bad Milk




Rasanya aku begitu cengeng..
Entah mengapa aku begitu sensitive hingga mudah tersinggung. Meski begitu, semua perasaan itu tak pernah nampak dipermukaan, dan aku kan berusaha melupakan amarahku. Namun berbalik dengan rasa sakit, rasanya tak mudah melupakan. Yaa, lebih tepatnya aku tak pandai memaafkan –Mau bagaimanapun aku mema’afkan, tapi melupakan rasa sakit nyatanya tak semudah ungkapan-

Malam ini suasana hatiku kacau, carut marut tanpa pegangan. Hampir saja air bah tumpah dari bendungnya, untung aku berhasil mengatasinya dengan baik. Teringat percakapan senja tadi begitu menusuk relung. Aku tak bisa menerima ucapannya, tapi aku tak begitu mempermasalahkan itu semua. biarlah ia berucap sesukanya.. hak dia, mulut dia, siapa aku tak pernah digugu..

Lagi-lagi hatiku tak mau berdamai, “Maksudku baik, memberikan perhatian lebih atas nama persahabatan tak salah kan??? Apasih susahnya menghargai orang??? Bisakan, pura- pura menerima untuk sebuah kepuasan?!" ucapku berontak dan marah pada diri sendiri.

Pinky : "Nanti mau bikin ice milk ah.. Twins kamu mau gk? Nanti kita minum sama-sama yah!" ajakku bersemangat
Twins: "Emmt, iyah bolehlah.."
Nice : "Kamu doyan ice milk yah?"
Twins : "Aku mah, apa aja kolu *hihi
Pinky : "Nice kamu mau?"
Nice : "Engga ah,"
Pinky : "Kenapa gitu? pasti deh klo ditawarin selalu nolak ." -_-
Nice : "Kandungan susunya kurang baik."
Pinky: "Engga baik gmna?. Bukannya semua merk sama aja yah?"
Nice: "Beda, klo susu yang biasa aku minum engga bahaya. Kandungan protein nya bagus, trus juga low fat !. Sedangkan kalau susu itu khusus tulang, terkadang malah berbahaya. Biasanya cuma jadi embel-embel belaka.”
Pinky: "Tapi bukannya susu first dan endo sma ajah, sama-sama banyak pemanis dan pewarna buatannya. Terus lebih murah juga yaa?" koreksiku tak mau kalah

**bukan maksudku untuk menjatuhkan lawan yang bukan lawan, tapi kawan. Aku memang membela diri. Siapa sih yang mau direndahkan?

Coba kita renungkan kembali, coba kita tanyakan pada diri sendiri. Untuk apa kita berdebat? Untuk apa kita saling menghujat? Apalagi hanya sekedar masalah sepele yang tak perlu dibesar-besarkan. Coba tanyakan pada diri sendiri.. Untuk apa kita saling menyakiti dan pada akhirnya kita sama-sama makan hati. Bukankan lebih baik berdamai lagi saling menghargai, dengan begitu kita kan saling sayang- menyanyangi..

Nice : "Twins nanti kita bikin teh aja yah.." celotehnya memecah keheningan
Twins: "Yawda nanti kita ngeteh bareng-bareng aja gimana? Gapapakan Pinky, lain waktu kita masih bisa minum susu bareng kok. Pasti mau dong, kan kamu suka teh." Ucapnya menengahi sembari membujukku.

Aku mengangguk tanda setuju. Kemudian merekapun sibuk dalam obrolan masing-masing, sedangkan aku memilih diam membisu sembari meredam amarah.

"Belajar memahami meski tak sehati, belajar ikhlas meski tak rela.
belajar sabar meski tersakiti, belajar memaafkan meski tak mudah.
karena hidup harus dilalui dengan belajar! belajar! dan belajar."
Share:

0 komentar:

Posting Komentar