Bahaya Meremehkan Dosa


Dosa, setiap orang pasti tak pernah lepas darinya; Itu sudah menjadi sunnatullah bagi manusia sebagai hamba yang tak pernah luput dari salah dan alpa. Namun, meski begitu seharusnya bagi kita untuk tidak meremehkan dosa. Karena meremehkan dosa; kecil maupun besar akan mengundangmurka Allah. Dan seyogyanya kita menjaga diri darinya.
Sebagai seorang muslim yang bersaudara; diatas tali keimanan, patutlah kiranya kita saling mengingatkan agar terhindar dari dosa dan meremehkannya. Sebagaimana firman Allah Ta’ala:
وَتَعَاوَنُوْا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوٰىۖ وَلَا تَعَاوَنُوْا عَلَى الْاِثْمِ وَالْعُدْوَانِ
Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan.

Rasulullah telah mewanti-wanti umatnya akan dosa yang seringkali dianggap remeh. Dan beliau menyebutnya sebagai Muhqirat adz-Dzunub.

Diriwayatkan dari Imam Ahmad dalam musnadnya; menyebutkan Sahal bin Sa’ad ia berkata: “Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda: jauhilah dari kalian Muhqirat adz-Dzunub. Sesungguhnya Muhqirat adz-Dzunub itu seperti suatu kaum yang singgah disuatu lembah, kemudian datang orang yang membawa satu dahan (kayu bakar) dan yang lainnya juga demikian sampai mereka mengumpulkan banyak kayu bakar yang bisa mematangkan roti mereka. Sesungguhnya Muhqirat adz-Dzunub itu kapan pelakunya dibalas maka akan menghancurkannya. (HR. Ahmad dan dishohihkan oleh al-Bani)
Dan yang dimaksud Muhqirat adz-Dzunub adalah menganggap kecil suatu dosa yang bisa menjadikannya besar disisi Allah.
Dalam riwayat lain dikatakan, Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda: “Jauhilah oleh kalian Muhqirat adz-Dzunub, karena ia akan berhimpun pada seseorang sehingga ia akan membinasakannya.”

Berdasarkan hadits tersebut dapat disimpulkan, bahwa Muhqirat adz-Dzunub sudah ada semenjak zaman Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- dan dikuatkan oleh perkataan Anas bin Malik –Radhiallahu anhu-: “Kalian sekarang melakukan perbuatan dosa yang dimata kalian perbuatan itu lebih tipis dari pada sehelai rambut.” dan Rasulullah memasukkan dalam perkara yang dapat membinasakan, lalu bagaimana dengan zaman akhir ini?

Dan diantara bahaya dari meremehkan dosa adalah:



  1.  Kehancuran bagi pelakunya.
  2. Dosa besar.

Ibnu Mas’ud berkata: “Sesungguhnya seorang mukmin melihat dosanya seakan-akan ia duduk disebuah gunung dan khawatir gunung tersebut akan menimpanya. Sedangkan seorang yang fajir (gemar maksiat) ia akan melihat dosanya seperti seekor lalat yang hinggap dihidungnya kemudian ia menepisnya.


Al-Imam Al-Ghazali berkata: Dosa kecil bisa menjadi besar dengan beberapa sebab, di antaranya: dianggap kecil dan dilakukan terus-menerus. Sesungguhnya suatu dosa ketika dianggap besar oleh seorang hamba maka akan menjadi kecil di sisi Allah. Dan setiap dianggap kecil maka akan besar di sisi Allah."

Maka senantiasalah merasa takut akan balasan dan adzab Allah, bila mana kita tergelicir maka segeralah bertaubat dan menutupnya dengan kebaikan; agar noda-noda tersebut akan bersih kembali.

Rasulullah  bersabda: “Sesungguhnya jika seorang hamba berbuat kesalahan atau dosa, maka dititikkan pada hatinya satu titik hitam. Namun bila ia menarik diri atau berhenti dari dosa tersebut kemudian beristighfar dan bertaubat; maka dibersihkan hatinya dari titik hitam itu. Akan tetapi bila ia tidak bertaubat dan kembali berbuat dosa maka bertambahlah ttitik hitam tersebut, hingga mendominasi hatinya. Dengan begitu maka hatinya akan tertutup oleh titik-titik hitam itu.”
كَلَّا ۖ بَلْ ۜ رَانَ عَلَىٰ قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka.



Semoga kita semua dapat terlindung dari tertutupnya hati karena dosa dan kemaksiatan yang kita lakukan. Wallahu a’lam bisshowab!
Share:

0 komentar:

Posting Komentar