“Niatnya melibur malah jadi melebur..”
Haha, sebenarnya belum waktunya libur sih..
tapi udah ngebet pengen ketemu Umma dan baby Qiya dirumah. Apalah daya saat
hati berkehendak sedang diri tak mampu mengelak.
Setelah menimbang-nimbang akhirnya
kuputuskan untuk pulang. Tapi semua tak semudah yang kau bayangkan, tak cukup
kau berbekal “ingin” lalu kau bisa pulang se’enaknya. Asrama kami memiliki
aturan dan kami wajib menaatinya.
“Ada banyak cara untuk pulang, tak perlu
risau!” gumamku menenangkan diri sendiri
Kebetulan Umma akan mengadakan walimatus
safar. Yah, mungkin ini bisa menjadi alasan pikirku remeh.
________
________
Tak terasa sepuluh hari berlalu, aku masih
di rumah..
Meninggalkan asrama, meninggalkan seabrek
tugas kuliah, meninggalkan delapanbelas mata kuliah..aku hanya bisa
geleng-geleng kepala saat menyadarinya.
Tapi aku benar-benar merasa baru sebentar
barang satu sampai duahari saja.
Yaa gimana mau dirasa lama? Pasalnya aku
tak bisa menikmati hari liburku dengan baik dan harus istirahat total. Nempel kasur
mulukk.. lah siapasih yang demen? Penginnyakan refreshing sejenak nyambi cuci
mata gitu deh..
Apalah daya saat kepala terasa berat untuk
disangga; pusing, pening tak kepalang. Sedang lubang pernafasan mulai mampet
tertutup lendir-lendir dan lidah tak lagi mau mengecap rasa.
Ah, rupanya tubuh ini enggan diajak kompromi.
Yah, mungkin Umma menginginkan aku lebih
lama disisinya.
Mungkin adek-adek juga masih kangen
kakaknya.
#30HariBercerita#cerita04
0 komentar:
Posting Komentar