Dalam hidup seringkali kita merasakan sedih
ataupun senang. Sedih karena diberi cobaan berupa kesehatan maupun kesulitan,
yang mana dengan cobaan tersebut menyebabkan
seseorang seringkali merasa putus asa, bahkan seringkali kita menengok pada oranglain dan bukan pada apa yang menjadi realita.
Cobalah berfikir sejenak,
Bukankan setiap kebahagiaan selalu Allah
simpan setelah adanya kesulitan? Sehingga dengan begitu, jika kita diberi kesulitan akan berkata “Oh, setelah ini Allah akan memberikan kemudahan.” Kemudian
ketika kita merasakan rasa sakit, maka akan mengatakan; “Oh, setelah ini
Allah akan memberikan kebahagiaan.” Karena Allah berfirman dalam ayat-Nya:
إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. al-
Insyiroh: 6)
Kemudian Allah juga berfirman pada ayat-Nya yang lain:
وبَشِّرِ الصَّابِرين
“Dan kabar gembira bagi orang-orang yang bersabar (dimasa yg sulit)”
Dan itu adalah sebuah sunnatullah yang tidak akan berubah. Maka dengan adanya keyakinan; setelah kesulitan itu ada kemudahan, kita akan
menerima rasa sulit itu dengan rasa senang, Kita akan merasakan rasa sakit itu
dengan rasa syukur. Sehingga dikatakan dalam sebuah hadits;
“Sangat menakjubkan urusan orang-orang mukmin itu. Mereka menerima semua persoalan hidup sebagai kebaikan baginya. Apabila kegembiraan yang diterimanya ia bersyukur dan itu adalah kebaikan baginya. Dan apabila kepedihan yang diterimanya maka ia bersabar dan itu merupakan kebaikan baginya” (HR Muslim).
“Sangat menakjubkan urusan orang-orang mukmin itu. Mereka menerima semua persoalan hidup sebagai kebaikan baginya. Apabila kegembiraan yang diterimanya ia bersyukur dan itu adalah kebaikan baginya. Dan apabila kepedihan yang diterimanya maka ia bersabar dan itu merupakan kebaikan baginya” (HR Muslim).
Namun realitanya, seringkali seseorang mengukur kebahagian
secara dhahir saja. Tidakkah seharusnya kita berfikir lebih jernih dan
berhusnudzon pada Allah ta’ala yang maha segala maha? Bisa jadi
dibalik cobaan tersebut Allah sedang merencanakan sesuatu yang lebih baik
bagi kita. Atau bisa jadi dengan adanya cobaan tersebut Allah ingin menghapuskan
dosa-dosa kita.
“Tidaklah seorang muslim ditimpa
keletihan, penyakit, kesusahan, kesedihan, gangguan, kegundah gulanaan hingga
duri yang menusuknya melainkan Allah akan menghapuskan sebagian dari
kesalahan-kesalahannya” (HR Bukhari)
Semua ada masanya kawan! kehidupan ini seperti halnya roda yang terus berputar; kadang berada diatas, dan kadang berada dibawah. Melihat keatas memperoleh semangat untuk maju, melihat kebawah; mensyukuri atas semua yang ada, melihat kebelakang; menjadikan pengalaman berharga, melihat kedepan; menjadikan acuan tuk menjadi pribadi yang lebih bersyukur.
Bangunlah untuk bangkit jika engkau sedang terjatuh kawan! jangan mudah tersinggung, jangan mudah bersedih dan terpuruk dalam keterpurukan yang mendalam.
Semua ada masanya kawan! kehidupan ini seperti halnya roda yang terus berputar; kadang berada diatas, dan kadang berada dibawah. Melihat keatas memperoleh semangat untuk maju, melihat kebawah; mensyukuri atas semua yang ada, melihat kebelakang; menjadikan pengalaman berharga, melihat kedepan; menjadikan acuan tuk menjadi pribadi yang lebih bersyukur.
Bangunlah untuk bangkit jika engkau sedang terjatuh kawan! jangan mudah tersinggung, jangan mudah bersedih dan terpuruk dalam keterpurukan yang mendalam.
0 komentar:
Posting Komentar