Dulu
sekali,
Pada masanya pernah aku sempat tersingkir dari jalannya
Saat cahaya pergi kutalak dengan sombongnya.
Pernah pada masanya aku lupa mengontrol diri,
Terlena pada kebebasan yang kucipta sendiri.
Pernah pada masanya aku melakukan sesuatu sepuas nafsu,
Ketika ku rasa ada yang menyenangkan dibalik maksiat yang jadi candu.
Pernah ada masanya…
Akal bodohku penuh angan-angan tentang dunia dan cinta yang buta
Juga tentang si "dia".
Pernahpun ada masanya, aku terbujuk;
Untuk berbicara dan tertawa pada lelucon yang tak seharusnya.
Pernah pula pada masanya, Si bodoh ini merasa paling benar dan pintar
Laiknya dulu kisah seorang hamba yang sholih dengan rabbnya.
Pernah aku berdusta untuk sedikit kesenangan yang menipu,
Pernah aku berdiri dengan konyolya sebagai penuntut hak hawa nafsu atas nama ‘keadilan’
Pernah aku merasa paling pantas mengatur duniaku.
Semua ada masanya,
Seperti gelapnya malam yang melahirkan cahaya bagi siang
Seperti ulat yang jadi kupu-kupu
Aku berharap inilah masaku bermetaforfosa
Berpuasa dari banyak hal yang memang tidak semestinya dilakukan
Tak apa, mungkin terlihat sedikit menjijikkan
dilihat sebagai kepompong yang begitu apa adanya dalam rupa
Ya, karena lagi-lagi semua ada masanya untuk jadi lebih baik.
#neo
Pada masanya pernah aku sempat tersingkir dari jalannya
Saat cahaya pergi kutalak dengan sombongnya.
Pernah pada masanya aku lupa mengontrol diri,
Terlena pada kebebasan yang kucipta sendiri.
Pernah pada masanya aku melakukan sesuatu sepuas nafsu,
Ketika ku rasa ada yang menyenangkan dibalik maksiat yang jadi candu.
Pernah ada masanya…
Akal bodohku penuh angan-angan tentang dunia dan cinta yang buta
Juga tentang si "dia".
Pernahpun ada masanya, aku terbujuk;
Untuk berbicara dan tertawa pada lelucon yang tak seharusnya.
Pernah pula pada masanya, Si bodoh ini merasa paling benar dan pintar
Laiknya dulu kisah seorang hamba yang sholih dengan rabbnya.
Pernah aku berdusta untuk sedikit kesenangan yang menipu,
Pernah aku berdiri dengan konyolya sebagai penuntut hak hawa nafsu atas nama ‘keadilan’
Pernah aku merasa paling pantas mengatur duniaku.
Semua ada masanya,
Seperti gelapnya malam yang melahirkan cahaya bagi siang
Seperti ulat yang jadi kupu-kupu
Aku berharap inilah masaku bermetaforfosa
Berpuasa dari banyak hal yang memang tidak semestinya dilakukan
Tak apa, mungkin terlihat sedikit menjijikkan
dilihat sebagai kepompong yang begitu apa adanya dalam rupa
Ya, karena lagi-lagi semua ada masanya untuk jadi lebih baik.
#neo
0 komentar:
Posting Komentar